Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap sesama
Sungguh
sangat memprihatinkan negeri ini, di tengah kemewahan dan ribuan kendaraan yang
super mewah masih ada saja masyarakat kalangan atas yang mempunyai sedikit akan
kesadaran. Ia tidak pernah melihat kehidupan masyarakat kalangan bawah.
Sekilas
kisah tentang kehidupan masyarakat kalangan bawah. Ada sebuah keluarga yang
terdiri dari 2 (dua) anak usia dini dan
seorang ayah. Ia hidup di bawah
perlintasan rel kereta api, dengan bermata pencaharian sebagai pemulung. Dengan
kehidupan yang sangat memprihatinkan, suatu ketika salah satu anaknya menderita
penyakit muntaber. Semakin hari penyakitnyapun semakin memburuk. Karena kondisi
ekonomi yang tidak mencukupi, anak itu hanya di bawa ke puskesmas terdekat.
Sang ayahpun berupaya membawa anaknya ke rumah sakit, tetapi dengan pendapatan
uang 10.000 perhari, sang ayahpun mengurungkan niatnya. Ia memilih untuk
merawat anaknya sendiri, dan berharap penyakit anaknya sembuh dengan
sendirinya. Ia pun meminta bantuan kepada penduduk sekitar, tetapi upaya sang
ayah sia-sia. Ayah itupun tetap berusaha mencari nafkah untuk memperjuangkan
hidup anaknya dengan cara tetap mengajak ke-dua anaknya. Meskipun anaknya yang
sakit hanya terbaring lemas di dalam gerobak dan di kerumuni banyak
sampah. Karena tidak kuasa melawan
penyakitnya, akhirnya sang anak menghembuskan nafas terakhirnya tepat didepan
sang ayah dengan terbaring didalam gerobak yang kotor. Karena keterbatasan
ekonomi, sang ayah tidak dapat mengkafani sang anak dengan layak, apalagi
sampai menyewa mobil ambulance.
Karena
sang ayah berharap mendapatkan bantuan dari sesama pemulung,ia mendorong
gerobaknya sampai stasiun dan ingin membawanya ke kampung kramat, tepatnya di
bogor. Tetapi sesampainya di stasiun, sang ayah dicurigai oleh seorang satpam.
Satpam itupun melaporkan keadaan ayah dan anaknya ke kantor polisi, dan polisi tidak
mempercayai bahwa si anak meninggal malah menyuruhnya ke rumah sakit untuk di
autopsi. Sesampainya dirumah sakit sang
ayah meyakinkan pihak rumah sakit kalau anaknya meninggal karena sakit
muntaber, kemudian sang ayah meminta surat kepada pihak rumah sakit untuk
membawa anaknya pulang, dan akhirnya pihak rumah sakitpun mengabulkan
permintaan sang ayah, tanpa menawarkan bantuan ambulance untuk membawa jenazah
anaknya. Dan mirisnya sang ayah tetap membawa anaknya dengan berjalan kaki dan
menggendong anaknya sampai stasiun.
Dari
kisah tersebut, dapat dilihat bahwa ketidakpedulian masyarakat terhadap sesama
masih membudaya. Mereka hanya memandang
sebelah mata kehidupan masyarakat kalangan bawah, seharusnya pemerintah
menyediakan atau memberi dukungan kepada masyarakat yang kurang mampu, dengan
cara menyediakan ambulance gratis. Tidak
hanya itu, masyarakat yang mampu pun seharusnya ikut memberikan bantuan
terhadap orang yang kurang mampu, agar dapat meringankan beban mereka.